Sabtu, 23 November 2013

DAUN KHAYANGAN

“ Vanya kok kamu jadi pendiam begini sih ? Dimana Vanya yang dulunya ceria dan riang ? Vanya !! Kamu budek yah ?” Satria khawatir serta emosi dengan kepribadiaan Vanya saat ini . Seperti orang ling-lung tanpa paduli ocehan Satria , Vanya mengayunkan kakinya begitu saja . Satria tidak dapat berkata-kata lagi dia hanya melotot tanpa berkedip , membuka mulutnya selebar mangkok bakso kantin CS hinga punggung Vanya tak terlihat lagi . Satria nggak tahan dengan sikap Vanya yang aneh , sejak saat itu dia gak mau lagi memikirkan Vanya , mendengar segala tentangnya , meliriknya sedikit pun dia tidak lagi selera . “ Hubungan apa ini ? Apa dia pikir dia gadis no 1 di jagat raya ini ? Lebih baik kita putus “ satria mengirim pesan singkat lewat hp , facebook , twitter , bbm hingga Whatsapp . Dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam Satria ingin tahu respon Vanya saat itu namun nyatanya Vanya sama sekali tak menghiraukannya . “duduk sini saja yuk Ren ! Kamu mau makan apa ? “ goda Satria pada Karen pacar barunya . Sebenarnya disudut sana ada Vanya yang sedang asip mengunyah Somaynya , bukan karena dia tidak melihat Satria mantan pacarnya dan Karen sahabatnya sedang bermesraan tapi Karen memang tidak peduli dan tidak ingin mengubrisnya . “ Vanya , Vanya andai saja kamu tidak berubah pasti aku dan kamu yang akan berdansa di altar ini “ batin Satria dengan senyum tipisnya yang menggoda menatap Karen . “ Apaan sih Sat ? Kok mandangin Karen segitunya ? “ ucap Karen manja seraya mencubit geram pipi Satria . “ gapapa kok Van , eh maksud aku Karen “ Satria bingung dengan apa yang di ucapkannya . “ kamu apaan sih maksudnya nyebut-nyebut nama tuh cewek , apa kamu masih mikirin dia ? Awas aja tuh cewek “ Karen sangat marah dan tak terima saat Satria salah ngomong . Karen sedari dulu hanya pura-pura bersahabat dengan Vanya karena jauh sebelum Vanya dan Satria saling mengenal , Karen sudah menyukai bahkan mencintai Satria sejak SMP . “awas kamu Vanya “ batin Karen geram saat ia tiba di gerbang sekolah yang menjulang tinggi itu . Saat Vanya lewat dengan sengaja Karen menghadang kaki Vanya hingga lututnya bersanding diatas permukaan kasar aspal . Dari kejauhan Satria melihat kejadian itu , , dia mencoba untuk tidak menghiraukan Vanya tapi hatinya berkata lain . “ eh , Vanya kenapa diam aja ? Kayak ayam mabok aja “ bentak Karen . Vanya bangun dengan perlahan dan beranjak pergi tanpa menghiraukan Karen . Melihat kejadian itu ingin sekali rasanya Satri a berlari menghampiri Vanya dan menggendongnya . Namun , semua hanya ada dalam khayalan . Tiba-tiba selembar daun coklat gugur ntah dari pohon mana jatuh tepat dibahu Satria . “ Vanya , aku mencoba melupakanmu , tapi aku semakin merindukanmu . I miss you Vanya “ Satria menulis isi hatinya di daun coklat itu . Semakin sering Satria merasa simpatik pada Vanya semakin sering pula daun coklat itu gugur dihadapannya. “ sebenarnya daun-daun ini dari mana sih ? Masa ditempat yang beerbeda selalu ada daun yang sama saat aku memikirkan Vanya ? Aneh , apa mungkin dari khayangan ? Haha sepertinya pikiran ini semakin kacau “ celoteh Satria dalam hati sambil memandangi daun coklat itu . “ Daun , mulai saat ini kuputuskan kau adalah sahabat ku , entah dari mana asal mu aku tidak tahu yang pasti aku senang berbagi cerita tentang Vanya pada mu daun . “ catat Satria . Satria menulis dengan sepenuh hati di daun itu seperti sepenuh hati Keke menulis diary nya pada film “SURAT KECIL UNTUK TUHAN” . Setiap hari Karen selalu menjahati Vanya , dia sering memasukkan serbuk-serbuk kimia ke makanan ataupun minuman Vanya . Hingga suatu hari Satria menyadari bahwa Vanya tak tampak lagi di sekolah seminggu belakangan ini . Satria mencari tahu informasi tentang Vanya . Dan dia berhasil mendapat kabar bahwa saat ini Vanya sedang koma di rumah sakit Cahaya Kasih Bogor . Seeperti gugurnya perasaannya saat ini daun-daun coklat itu pun berguguran pula di sekitarnya , bukan hanya satu kali ini begitu banyak bahkan seperti menggambarkan isi hatinya yaitu hati yang retak . Dengan segera Satria melaju cepat dengan mobil hitam klasiknya ke RS.Cahaya Kasih Bogor . Dia mencari-cari ruang rawat Vanya dan akhirnya menemukannya . Dari luar dia mendengar isak tangis orangtua Vanya yang memohon agar dokter mencarikan donor ginjal buat Vanya . Keluarga Vanya tergolong keluarga miskin jadi mereka tidak mampu membeli ginjal yang harganya selangit itu . “ ambil ginjal saya dok ! “ Satria menyerobot pintu tanpa izin . “ tapi ibu ini tidak mampu membayar nak “ sahut dokter itu . “ apa dokter masih memikirkan materi disaat nyawa seorang gadis berada di ujung tanduk ? Saya tidak matrealistis saya ikhlas memberi ginjal saya pada Vanya karena dia adalah setengah dari nyawa saya . Dan soal administrasi biar saya yang urus “ balas Satria emosi . “ baiklah nak . Sus siapkan ruang operasi sekarang “ perintak dokter itu . “ makasih ya nak “ isak ibu dan ayah Vanya .  Ya , penyebab penyakit ginjal Vanya ini adalah serbuk-serbuk kimia yang dicampurkan Karen kedalam makanan dan minuman Vanya . Sebenarnya Vanya tahu dengan apa yang diperbuat mantan sahabatnya itu tetapi dia tetap mengkonsumsinya . Vanya sayang banget pada Karen karena dia yakin sebenarnya Karen adalah gadis yang baik yang sedang keliru karena cintanya yang sangat dalam pada Satria . Vanya ingin jika dia pergi nanti Karen yang akan mendampingi Satria . Kenapa Vanya berpikir akan pergi ? Karena sebelum penyakit gagal ginjal ini , Vanya memang sudah memelihara penyakit lain di tubuhnya yaitu tumor otak . Tumor otak vanya dulunya hanya tumor otak jinak tetapi karena dia tidak menjalani berbagai terapi dan mengkonsumsi obat kini tumor itu berkembang menjadi tumor ganas . Dulunya , saat pertama kali tahu tentang penyakit tumor nya ini Vanya berdoa dibawah pohon yang terlihat unik yang hanya memiliki daun coklat tanpa buah dan begitu wangi . Saat dia membuka matanya sudah banyak daun yang gugur di pangkuannya . Dia mengambil daun-daun itu dan menulis resah gelisah hatinya tentang penyakit ini dan tentang orang-orang yang dicintainya . Isi catatan kecil di daun-daun itu :  Daun , aku sedang sakit dan aku rasa hidup ku tidak akan lama lagi tolong terbanglah sampaikan pada Tuhan agar disisa hidupku ini aku diberikan kesempatan mempersatukan umat manusia .  Daun , sebenarnya aku tidak tega menjauhinya tapi mungkin ini yang terbaik agar dia terbiasa .  Daun , kenapa Karen berubah ? Dia sangat membenciku sekarang padahal aku sudah berusaha membuatnya bahagia .  Daun , aku melihat raut sedih di wajah Satria . Tolong bisikkan pada temanmu yang lain agar mereka hadir menghibur dan menjadi teman curhat satria saat dia sedang sedih.  Daun , mungkin ini catatanku terakhir di lembaran coklatmu ini . Aku akan selalu mengingat jasa baikmu yang mau menjadi saksi hidupku . Di khayangan nanti akan ku ceritakan bahwa di bumi selain orangtua yang sangat aku Banggakan dan cintai , Satria sumber semangatku , serta teman-temanku , aku juga memiliki daun-daun coklat yang sangat ku rindukan . Operasi berjalan tidak seperti yang diinginkan . Vanya meninggal setelah sempat sadar sekitar beberapa jam . Faktor utama yang menyebabkan dia meninggal adalah tumor ganas di otaknya . Sebenarnya dokter sudah mengetahui tentang tumor itu tapi Vanya meminta dokter untuk merahasiakannya . Itulah sebabnya dokter berat memberikan donor ginjal pada Vanya bukan masalah biaya namun pasti akan sia-sia walaupun penyakit ginjal Vanya sudah teratasi namun tumor ganasnya sudah tak terselamatkan lagi oleh tangan manusia . Satria yang mengetahui perihal kematian Vanya begitu histeris . Orangtua Vanya meminta pada pihak dokter dan orangtua Satria agar menjaga Satria untuk tidak melayat untuk sementara waktu karena kondisi Satria saat ini . Tidak seperti biasanya , daun-daun coklat itu tidak datang menemaninya saat ini . Mungkin saat ini daun-daun itu sedang menghantar Vanya ke khayangan . Tiga hari berlalu kondisi tubuh Satria sudah lumayan membaik tetapi tidak dengan kondisi hatinya yang masih perih di tinggal sang kekasih terlebih dahulu . Tetapi entah firasat dari mana Satria merasa tidak lama lagi dia akan hidup bahagia kembali bersama Vanya . Satria bergegas ke makam Vanya . Disana dia berdoa dan tiba-tiba daun-daun itu kembali menghampirinya . Kani dengan tampilan yang berbeda , daun-daun itu telah mempunyai catatannya masing-masing . Bukan , bukan catatan Satria tetapi catatan tentang Satria yang ditulisi oleh Vanya . Dengan hati-hati Satria membaca daun itu satu persatu dan dia mulai memahami tindakan aneh Vanya belakangan kemarin . Satria membaca seluruh daun tanpa tersisa satupun dengan mata berkaca-kaca , mata Satria seolah-olah menutup seperti orang yang mengantuk dan akhirnya tertidur . Ya dia tertidur . Tertidur untuk selamanya . Ternyata dia sempat menuliskan “ Daun , kaulah saksi cinta kami . Cinta sampai akhirhayat . Kini aku merasa kau malaikat khayangan yang diutus kebumi dan menjelma menjadi daun untuk menjadi teman curhat kami . Terimakasih DAUN KHAYANGAN “ . Satria sudah pergi meninggalkan seulas senyum bahagia . “ anak ibu tidak mampu hidup dengan satu ginjal , maaf anak ibu sudah tiada “ tegas dokter tak tega .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Biologi Perikanan Tentang Fekunditas dan Ukuran Ikan Pertama Kali Matang Gonad

Makalah   Biologi Perikanan FEKUNDITAS DAN UKURAN IKAN PERTAMA KALI MATANG GONAD Oleh : Monica Oktavia Simanjuntak 15030205...